Rabu, 27 Mei 2009

Ahmad Bakri


B u l a n

Ngelemeng, nyelap na mega kulawu
Luhureun imah tukang tahu
Bulan sadrah
Teu cara bulan puasa
Sok nagih balanja loba
Tapi ......
ana geus ngageuri
nagih cinta keur si jenat
nu geus kedal bareto basa ngabungbang
ieu cimata ....... taya hargana

Bulan ngagantung luhureun samoja
Hate kandeg lebah dinya ........

(ciamis, 1971)

tuanku sakit, sakit nonaku

tuanku sakit
terasa keseluruh sendi
fikirnya tak ada yang peduli
memuncak jadi emosi

nonaku sakit
dada sesak memendam perih
fikirnya tak ada yang mengerti
di dunia dia sendiri

apa yang sakit tuan?
apa yang nyeri nona?
tuanku nonaku menjawab "hati"

tuanku sakit hati
marahnya kesana kemari
mencaci-maki tiada henti
orangpun heran tidak mengerti

nonaku sakit hati
seharian berdiam diri
teman sahabat tak mendekati
karena dialah yang menjauhi

kenapa tuan?
mengapa nona?
tuanku nonaku "dia egois"

siapa tuan?
siapa nona?
tuanku bilang nonaku egois
nonaku bilang tuanku egois

tuanku marah sama nonaku
nonaku marah sama tuanku
lalu kenapa dengan orang-orang itu?
harus terima lemparan batu

dan aku bilang
KAMU SEMUA EGOIS!!!!!!

tuanku sakit, sakit pula nonaku
mereka sakit hati padaku
mereka bilang BENCI padaku
ya mereka bilang begitu
BERSAMA-SAMA

syukurlah ........ kataku

cinta tuanku, cinta nonaku

tuanku mencintai boneka
diangkatkan tangannya agar memeluknya
ditariknya mulutnya agar tersenyum
tak didengar hatinya yang tak berdegup
tuanku tak mau kekasihnya berfikir
akan meninggalkannya
tuanku tak tahu
bila boneka ditanamkan hati
hatinya sakit
bila mulutnya dipasangkan suara
akan menjerit

Nonaku mencintai boneka
direbahkan kepala didada kekasih
yang tak berdetak
disimpannya dikamar agar selalu bisa menjaganya
nonaku tak mau ada yang menyentuhnya bahkan melihatnya
nonaku tak tahu
bila kaki boneka diisikan tenaga
akan berlari membebaskan diri
bila matanya dicangkokkan kornea
berurai airmata

tuanku mencintai boneka
nonaku mencintai boneka
tuanku tak mau jadi boneka
nonaku pun tak mau dianggap boneka
karena tuanku dan nonaku yang boleh jadi manusia

Anakku, sanadala

sa, na, da, la
darahku
tulangku
jiwaku
airmataku
peluhku

anakku, jadilah anakku

abang, olly, yung, saga, bid, vi, dc, chan, ika

jadilah anakku
siapkan kafan
saat "Alien" puas mengacak-ngacak otakku

Anakku, siapa anakku?

ada di antara anakku, yang ada di hatiku, senyum dan tangisnya
tapi nama yang tercecer dalam kenangan yang teraduk-aduk
harus kubelah dan kuurai isi kepala yang tak lagi utuh
akankah datang sebelum waktunya?

Anakku, masihkah anakku

desta, icha, putri, anshor, dian, didik, tri, izhar, icha marissa, vina, Q, neng, rivki, ndut, melon, fira, nduk, lae, digil, bunting, san, mei, nov, re, ri, mi, ju

seiring usia dan racun di kepala
sebelum ingatan memudar
masihkah kau anakku?
tak kuwariskan apa-apa selain nama

Anakku, kau dimana?

Penny, Pipit, tia, qurrata, amin, riri, lisette, esi, opie, pipih, bunga, berry, oznipa, hanum, tina, kasim, faisal, gita, lia, devon, alien, indah, muna, emma, dita, ika, rista, yuni, david, ayu, dwi, eki, bembi, mawar, vicky

kuburku hanya sejengkal
masihkah kalian dibelakangku
saat kuucap salam diakhir takhiyat

LALA, LILI, LULU, DAN JUGA LOLO

Lala sobatna Lili dan Lulu
Lala suka sama Lolo, Lala curhat sama Lili
Lili bilang dia juga suka sama Lolo
Lala bingung jadina, curhat sama Lulu
Lala harus pilih Lili katanya
terus Lolo?
biar Lulu yang pilih

Lho?

Lolo cuma tau Lala suka padanya, tapi belum tau Lili suka padanya
apalagi Lulu
tadinya semua biar jadi rahasia
tapi dinding fesbuk bermata dan bertelinga
Lala membuka semuanya

Lolo, haruskah memilih?
sebelum ada kisah dinding ini
Lolo sudah setengah langkah
setengah lainnya ada di mimpinya

Kemarin cuma Lala, kini ada Lili dan (mungkin) juga Lulu
Lolo berasa jadi pangeran pujaan dalam kisah antah berantah
Lolo akan memilih putri impiannya
Lala?
Lili?
Lulu?
(Hmmm fikir-fikir Lele enak juga)

kata orang bijak
Lala tidak boleh menyerah
Lili juga harus jalan terus
Lulu, kalau saja mau jujur
Lolo bukan penentu, tapi dia juga punya hati yang ingin diisi

seandainya ada yang ingat cerita ayam yang dikelilingi kucing, harimau dan singa

Senin, 11 Mei 2009

baheula, kamari, ayeuna jeung isukan

baheula, keur leutik, sagala rupa katempo gampang, nu nyata jeung nu ngawang-ngawang pagalo dina rasa. hayang itu hayang ieu, katedunan atawa heunteu ngan dibedakeun ku ceurik jeung seuri atoh.
baheula, keur jajaka, mimiti rada hararese, hayang kawas batur, malah jadi batur, kolot jadi teu wawuheun, sorangan ge ampir teu apal jinis sorangan.
aya kahayang nuturkeun birahi, era teu boga jati, cok kaditu cok kadieu, dihuskeun wae kawas hayam, pek panggih nu koloteun, dituturkeun, teu kabedag da kawas angin.
geus gede, bisa nyaba, beuki teu kapanggih saha kuring teh.
kamari, keur dunya karek kausap saeutik, tetenjoan mimiti bengras, hawar-hawar sora hate nitipkeun amanah, nu lempeng jang! tong luak-lieuk! Pek teh titajong, tikusruk, tigujubar, tilelep weh!
ayeuna, geus hudang, lulungu keneh, heuay jeung heuay wae. dunya saha ieu? geuning urang aya di dieu? ti iraha? iitungan diorat-oret, saparapat abad kuring di dieu? ari dunya urang dimana?
isukan kudu kumaha kuring teh? dunya sorangan aya di nu jauh, katempo ngagupayan, teu daya nyampeurkeunana

V (5)

(Bacalah seakan saya ayahmu yang marah padamu)
bismar!
jalanmu masih panjang, masa depanmu penting kau tuju lebih dulu
jangan kau fikir selain sekolah, dan kuliah
jangan kekanakan berfikir pacar yang belum tentu jadi istrimu

(Bacalah seakan saya gurumu yang menasihatimu)
bismar,
jalanmu masih panjang, masa depanmu menentukan hidupmu kelak
kamu tahu, sekolah, kuliah sangat berarti buatmu
saatnya kamu bersosialisasi, di manapun kau kuliah akan ada orang baru
akan ada pandangan yang baru
biarlah pacarmu kau tinggal dahulu, jodo kan Tuhan penentunya

(Bacalah seakan saya temanmu yang meledekmu)
bismar, my man
bandung jakarta dekat coy, dua jam nyampe
lagian dah waktunya lo buka mata, dunia ga selebar kue donat
gebet cewek2 bandung, kata orang gelis-gelis

(Bacalah seakan saya adalah kamu)
hei bismar,
mana yang harus gue fikirin dulu
bonyok? bokin? or masa depan gw?
gw masih butuh orang lain dalam hidup gw
gw masih harus ketemu orang-orang di kampus gw nanti
di tempat kerja kalau gw dah gawe

(Bacalah seakan kamu mendengar saya, yusuf gahang)
Tuan Bismar,
Seandainya tuan tetap di sini, agar dekat dengan dia, kuliah di sini, tuan tetap akan ketemu teman-teman baru, kenalan baru, bahkan ketemu seseorang yang akan tuan akui lebih baik dari dia.
Seandainya tuan tetap di sini, tuan tidak bisa jamin bahwa suatu saat dia juga tetap di sini, dan kalau memang dia yang meninggalkan tuan, tuan akan berkata : "kalau tahu akhirnya gini, gue dulu ke bandung aja...", dan itu kalimat penyesalan tuan.
kalau memang dia yang terbaik buat tuan, tentunya dia akan menunggu tuan, sampai tuan kembali, tetapi jangan memaksa berfikir begitu, akan sakit nantinya jika keadaan tidak seperti harapan.
Tuan, jika tuan sayang dia, biarkan dia berkawan sehingga bisa menyimpulkan tuan lah yang terbaik buat dia, biarkan tuan berbaur dengan orang sehingga tuan menyimpulkan dia satu-satunya.
jangan takut jauh, karena tuan nanti akan takut dekat
jangan takut dia pergi, karena tuan nanti akan takut kembali

(catatan untuk bismar auila nuran, 2009)

Mereka yang bilang

da yang bilang
Saat suka adalah saat menderita
Karena diujung derita ada suka

Ada yang berkata
Saat derita adalah saat bersuka
Karena diujung suka ada derita

Siapa yang bijak?
Orang bersuka atau menderita?

Perempuan bilang
Kesabaran berbatas
Karena tidak ada orang yang sabar
Yang ada orang menahan sabar

Laki-laki berkata
Kesabaran tanpa batas
Karena orang harus sabar padanya
Memberi ruang berlaku sesukanya

Siapa yang bilang
Seperti apa batas sabar?
Mereka yang bilang
Ketika mereka bertanya

(catatan untuk yang tidak bersabar, 2009)

V (4)

Yung anakku,
beda kata-kata "saya ingin..." dengan "saya harus ...." ada diujung kalimat
menebak "mana yang boleh" dan mana yang tidak boleh" dengan mengurai objeknya
itu apa? isinya apa? bentuknya apa? warnanya apa? rasanya apa?

Yung anakku,
memilih sesuatu karena sesuatu itu telah memilihmu
membuat engkau jadi tidak punya pilihan
cobalah memilih yang tidak memilih engkau
maka dia akan memilihmu karena engkau telah memilihnya

Yung anakku,
tengadahlah, dan buka matamu
nyanyikan keramahan kepada yang memilihmu
tanpa harus memilih mereka

(catatan untuk haerul anwar, 2009)

V (3)

gadis cinta sama jaka
gadis berharap jaka berkata
dis, aku cinta kamu

jaka cinta sama gadis
jaka berharap bisa berkata
dis, aku cinta kamu

gadis lelah menunggu
jaka tak tak juga berkata
hanya cerita biasa kala bersama

jaka lelah mencari
waktu yang tepat untuk berkata
hanya cerita biasa yang terucap

gadis murung dan gundah
jaka bingung dan resah
gadis dan jaka mencari jawaban
curahan hati pada kawan

gadis makin pusing
melihat jaka asyik bersama yang lain
dan mulai menjauh
padahal kata teman curhatnya
jaka cinta gadis

jaka makin bingung
gadis menjauh
padahal teman curhatnya berkata
gadis cinta jaka

gadis dan jaka
saling mencinta
tak saling membuka

gadis percaya teman curhatnya dan kemudian jalan bersama
jaka percaya teman curhatnya dan kemudian jalan bersama

(catatan untuk fitri "bibid" aini rahma, 2009)

V (2)

sahabat bisa menjadi musuh yang paling jahat
dan musuh mungkin sahabat kita yang paling baik

sahabat akan memaafkan kita sebesar apapun kesalahan kita
sehingga kita lupa untuk memperbaikinya
musuh akan menegur kita untuk kesalahan yang belum kita lakukan
sehingga kita jadi waspada

sahabat yang pergi bukan berarti dia menjadi musuh
musuh yang datang belum tentu jadi sahabat

biarkan sahabatmu mencari sahabat selain kamu
biar kamu dengan sendirinya menambah sahabat

sahabat tidak berfikir bersama karena cocok
berpisah karena cucuk

berjalanlah seperti biasa, tengok kiri dan kanan, atas dan bawah
sesekali ke belakang
dan senyumlah sampai matamu kelihatan segaris

(Catatan buat nona evi ayu, 2009)

V

tuan-tuan dan nona-nona
manusia berencana Tuhanlah penentunya
orang kata tak ada yang sempurna
awal baik belum tentu akhir baik
awal buruk mungkin berakhir baik

ketika semua rencana hampir matang
tersenggol tumpah bukanlah suatu yang salah
tak usah disendok ulang karena hanya mengotori hati
biar yang tersisa yang kita nikmati

tak ada yang salah bila kita mencari yang salah
yang benar adalah kita menata hati
menjernihkan indera

raih tangan kawan di sampingmu, dia saudara
ulur tangan ke teman di depanmu, dia saudara
eratkan pegangan, senyum, yang lebar, tertawalah yang lepas


(analisa pensi SMAN 11 Bekasi, mei 2009)

siapa yang tidak mencontek?

pelajar
sd
smp
sma
siapa yang tidak mencontek?

mahasiswa
ujian
proposal
karya ilmiah
skripsi
siapa yang tidak mencontek?

S2
bahan penelitian
referensi
tesis
siapa yang tidak mencontek?

Doktor
topik
spesialisasi
disertasi
siapa yang tidak mencontek?

Karyawan
surat lamaran
laporan
presentasi
siapa yang tidak mencontek?

PNS
ujian masuk
program kerja
proposal
laporan
siapa yang tidak mencontek?

Politisi
demokrasi
orasi
ideologi
siapa yang tidak mencontek?

Seni
rupa
drama
musik
puisi
sastra
film
siapa yang tidak mencontek?

Kepribadian
gaya
bicara
mimik
ketulusan
kebohongan
siapa yang tidak mencontek?

SAYA TIDAK MENCONTEK!!!
makanya saya
nggak tenar
nggak kaya
ngga terhormat


(catatan tentang UN, 2009)

kata papa dan kata mama

apaku idealis
dia bilang padaku
jadilah orang pintar
biar dihormati
biar dihargai
walaupun miskin materi
tapi kayak ilmu

mamaku realisitis
dia bilang padaku
nggak usahlah pinter-pinter
yang penting kamu kaya
biar dihormati
biar dihargai
walaupun nggak pinter
semua bisa dibeli

pinter miskin
atau
kaya nggak pinter?

kalau kaya dan pinter?
bisa nggak?
kata papa dan kata mama
JANGAN nanti kamu korupsi

(catatan tentang korupsi, 2009)

Bone (dan penghinanya)

penghina ketika berbicara seakan raja
tiap bagian kata merupakan kebenaran baginya
dan kita bodoh

penghina ketika berlaga seakan penguasa
tiap gerak tangannya seakan berfatwa
dan kita dungu


ketika kita bodoh dan dungu, adakah dia pandai?
ya
kalau kita mengakui kebodohan kita

kalau dia pandai, apakah kita bodoh?
ya
kalau kita bertingkah bodoh

semakin bodoh kita jika mengakui bodoh dan bersikap bodoh

melawan penghina dan membalas hinaan
adalah kebodohan nyata

kita bodoh kalau menjadi sama dengan penghina

(catatan buat Bonita Tio Vanny)

anakku, tuanku

anakku, tuanku
harus diakui betapa sampai saat ini tuan masih membuat kecewa
pengorbanan yang menguras segala daya menjadi sia-sia
tapi
tak pernah berbuah sesal atau kehilangan asa
berlaksa maaf tak akan pernah habis
harapan selalu ada
tanpa keraguan

anakku, tuanku
teruslah mencoba
kuberi kaki ini
tangan ini
badan ini
kepala ini, dan
jiwa ini
sebagai pijakan langkah tuan

anakku, tuanku
setiap jalan ada maknanya
yang berbeda untuk setiap orang
tak akan ada tanya
apa yang ada di depan mata tuan
tuan akan menemukan sendiri
saya cuma mengantar
dan melayani
sampai saatnya
tuan akan mengantar dan melayani tuan dari tuan
nantinya

anakku, tuanku
teruslah berjalan
tidak usah menghitung
berapa kecewa yang akan datang
saya tetap di belakang tuan
siap mengantar dan melayani tuan

(Catatan buat hasa, 2009)

Selasa, 31 Maret 2009

Rabu, 25 Maret 2009

MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA


www.taufiq.ismail.com

I

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini

II

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

III

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

1998

Taufik Ismail : Kerendahan Hati

Ditulis oleh Administrator Puisi-Indonesia.org
Friday, 24 February 2006


Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

* ) Diambil dari sumber-sumber terbuka di Internet. Copyright pada pengarang.