Senin, 11 Mei 2009

anakku, tuanku

anakku, tuanku
harus diakui betapa sampai saat ini tuan masih membuat kecewa
pengorbanan yang menguras segala daya menjadi sia-sia
tapi
tak pernah berbuah sesal atau kehilangan asa
berlaksa maaf tak akan pernah habis
harapan selalu ada
tanpa keraguan

anakku, tuanku
teruslah mencoba
kuberi kaki ini
tangan ini
badan ini
kepala ini, dan
jiwa ini
sebagai pijakan langkah tuan

anakku, tuanku
setiap jalan ada maknanya
yang berbeda untuk setiap orang
tak akan ada tanya
apa yang ada di depan mata tuan
tuan akan menemukan sendiri
saya cuma mengantar
dan melayani
sampai saatnya
tuan akan mengantar dan melayani tuan dari tuan
nantinya

anakku, tuanku
teruslah berjalan
tidak usah menghitung
berapa kecewa yang akan datang
saya tetap di belakang tuan
siap mengantar dan melayani tuan

(Catatan buat hasa, 2009)