Senin, 11 Mei 2009

V (5)

(Bacalah seakan saya ayahmu yang marah padamu)
bismar!
jalanmu masih panjang, masa depanmu penting kau tuju lebih dulu
jangan kau fikir selain sekolah, dan kuliah
jangan kekanakan berfikir pacar yang belum tentu jadi istrimu

(Bacalah seakan saya gurumu yang menasihatimu)
bismar,
jalanmu masih panjang, masa depanmu menentukan hidupmu kelak
kamu tahu, sekolah, kuliah sangat berarti buatmu
saatnya kamu bersosialisasi, di manapun kau kuliah akan ada orang baru
akan ada pandangan yang baru
biarlah pacarmu kau tinggal dahulu, jodo kan Tuhan penentunya

(Bacalah seakan saya temanmu yang meledekmu)
bismar, my man
bandung jakarta dekat coy, dua jam nyampe
lagian dah waktunya lo buka mata, dunia ga selebar kue donat
gebet cewek2 bandung, kata orang gelis-gelis

(Bacalah seakan saya adalah kamu)
hei bismar,
mana yang harus gue fikirin dulu
bonyok? bokin? or masa depan gw?
gw masih butuh orang lain dalam hidup gw
gw masih harus ketemu orang-orang di kampus gw nanti
di tempat kerja kalau gw dah gawe

(Bacalah seakan kamu mendengar saya, yusuf gahang)
Tuan Bismar,
Seandainya tuan tetap di sini, agar dekat dengan dia, kuliah di sini, tuan tetap akan ketemu teman-teman baru, kenalan baru, bahkan ketemu seseorang yang akan tuan akui lebih baik dari dia.
Seandainya tuan tetap di sini, tuan tidak bisa jamin bahwa suatu saat dia juga tetap di sini, dan kalau memang dia yang meninggalkan tuan, tuan akan berkata : "kalau tahu akhirnya gini, gue dulu ke bandung aja...", dan itu kalimat penyesalan tuan.
kalau memang dia yang terbaik buat tuan, tentunya dia akan menunggu tuan, sampai tuan kembali, tetapi jangan memaksa berfikir begitu, akan sakit nantinya jika keadaan tidak seperti harapan.
Tuan, jika tuan sayang dia, biarkan dia berkawan sehingga bisa menyimpulkan tuan lah yang terbaik buat dia, biarkan tuan berbaur dengan orang sehingga tuan menyimpulkan dia satu-satunya.
jangan takut jauh, karena tuan nanti akan takut dekat
jangan takut dia pergi, karena tuan nanti akan takut kembali

(catatan untuk bismar auila nuran, 2009)